Dunia Kerja Dengan Kompetensi Global, Bagaimana Menyikapinya?
Lagi-lagi suara serak Antik kedengaran di handphone saya, lengkap dengan keluhan yang itu-itu saja. Pasti gak jauh dari teman-teman satu timnya di kantor. Akhir-akhir ini, dia terus uring-uringan kesal, tugas kantor menumpuk, proyek yang dikerjakan oleh tim mereka bolak-balik direvisi oleh bos. Alasannya masih belum layak untuk dipresentasikan.
Memang mereka berenam dalam tim itu, tapi yang benar-benar bisa bekerja cuma 2 orang yakni dia dan Rudi, lainnya tak lebih sebagai cheerleaders saja. Mereka tidak dapat bekerja, ada yang hanya manut miskin ide, ada yang mau menang sendiri, ada yang kerjanya lambat banget atau mengerjakan tapi jauh dari yang diharapkan.
Kalau sudah begini, Antik akan menghibur dirinya dengan berupaya empati dengan rekan kerjanya itu. Dia bilang begitulah kalau kerja tidak sesuai passion, salah jurusan, tidak mau upgrade diri atau kuliah di kampus asal saja.
Foto : dok. pribadi |
Kisah Antik di atas, memang menarik dan sudah menjadi rahasia umum dalam dunia kerja. Banyak pekerja yang belum memenuhi standar kompetensi bekerja. Bekerja asal saja yang penting tidak jadi pengangguran. Padahal tantangan kerja ke depan akan semakin sulit dan penuh persaingan.
Seperti dibahas di artikel sebelumnya, dalam dua dekade terakhir ini arus globalisasi semakin deras, batas-batas interaksi dan integrasi antar negara semakin menipis bahkan nyaris tanpa sekat. Salah satu penyebabnya adalah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan transportasi. Satu negara dengan mudah menerima dan menerapkan terobosan baru dari negara lain bahkan pekerja asing juga semakin mudah mendapatkan fasilitas bekerja di negara lain.
Fenomena ini juga berdampak bagi dunia kerja di Indonesia. Misalnya di kota saya, Medan, di beberapa sekolah swasta sudah menerima pendidik asing untuk pengajar di sekolahnya padahal tenaga kerja guru pribumi lulusan perguruan tinggi juga melimpah di sini. Alasan founder dari yayasan tersebut karena guru-guru asing memiliki tingkat kemampuan yang berkualitas.
Bayangkan, itu baru dunia kerja bidang pendidikan, di bidang kerja lain pasti juga demikian. Kalau ini terus terjadi tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak pengangguran dan menjadi penonton di negara sendiri.
Lalu apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi era kompetensi global tersebut? Apakah pasrah dan menerima nasib saja? Atau ada solusinya?
Jelas butuh upaya. Butuh STRATEGI khususnya mempersiapkan diri.
Bagaimana caranya?
Apa itu kompetensi global?
Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu competence, competency yang artinya kewenangan, kemampuan, kecakapan, kesanggupan.
UU no 13 tahun 2003 mendefenisikan kata kompetensi sebagai kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dari 2 pengertian tersebut bisa disimpulkan kompetensi global mencakup kemampuan atau kecakapan kerja yang dimiliki individu yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja sesuai standar global/internasional yang berlaku.
Dalam buku karya H.M Thamrin Noor berjudul Monograf Motivasi dan Kompetensi Kinerja Karyawan Pada PT Penascop Maritim Indonesia, menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi kompetensi seorang individu yakni :
- Keyakinan dan nilai-nilai
- Keterampilan
- Pengalaman
- Karakter kepribadian
- Motivasi
- Isu emosional
- Kemampuan intelektual
- Budaya organisasi
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Kemampuan
- Sikap
- Minat
Foto : dok. pribadi |
Bagaimana mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dengan kompetensi global?
Seperti sebuah peribahasa mengatakan bumi berputar jaman beredar yang berarti bahwa keadaan jaman selalu berubah. Sekarang era-nya globalisasi yang menyebabkan terjadi perubahan di berbagai bidang. Jelas, ini merupakan tantangan di depan mata dan hanya yang bisa beradaptasi yang mampu survive serta melewatinya dengan baik.
Bagaimana kita menyikapinya? Persiapkan diri dari sekarang!
Ya. Globalisasi bisa disamakan seperti angin. Kita tidak bisa mengarahkan angin namun kita bisa mengatur layar agar selamat. Demikian juga, kita tidak bisa menolak atau menghentikan perubahan tapi kita bisa membuat strategi untuk menjalaninya.
Kalau begitu, bagaimana mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dengan kompetensi global? Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.
- Tingkatkan kemampuan bahasa internasional
Karena ini skala dunia jelas kemampuan berkomunikasi dalam bahasa yang umum diterima di berbagai negara perlu dikuasai. Setidaknya, saat ini ada 6 bahasa internasional yakni Inggris, Prancis, Spanyol, Mandarin, Rusia, dan Arab. Minimal kuasai satu dari 6 bahasa tersebut. Utamakan bahasa Inggris.
- Tingkatkan skill public speaking
Keterampilan yang satu ini gak boleh diabaikan karena punya pengaruh besar dalam peluang karir, menambah percaya diri, merperluas koneksi serta dan mendukung kemampuan leadership yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
- Latih keterampilan berpikir analitis
Dunia kerja penuh dengan tantangan dan butuh solusi yang cepat dan tepat. Dengan kemampuan berpikir analitis yang dimiliki memungkinkan kita mengatasi masalah dan menemukan solusi dari suatu permasalahan berdasarkan informasi yang dimiliki.
Adapun keterampilan analitis ini mencakup analisis data, berpikir kreatif, kemampuan riset, kemampuan memprediksi masa depan (forecasting) serta berpikir kritis dan kreatif.
- Latih kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial
Berkecimpung dalam dunia kerja berarti berinteraksi dengan orang lain dengan beragam latar belakang seperti karakter, budaya dan kebangsaan. Kondisi ini rawan terjadi konflik kepribadian. Untuk itu seseorang yang ingin sukses dalam karier perlu beradaptasi dan menghindari gesekan karena perbedaan karakter.
Nah, kecerdasan emosi dan kecerdasan sosial sangat penting di sini seperti mampu bekerjasama dalam tim, punya pengendalian diri yang baik, empati, sabar, pintar menempatkan diri, berani, tegas, ramah dan banyak sifat positif lainnya
- Memiliki hard skill yang spesifik
Hard skill dan soft skill adalah 2 hal yang wajib dikuasai untuk menunjang karir dalam dunia kerja. Hard skill adalah merupakan keterampilan spesifik atau teknis untuk melakukan suatu pekerjaan yang dapat dipelajari, diukur dan dievaluasi.
Foto : canva.com |
Hard skill ini bisa diasah melalui pendidikan formal seperti pendidikan tinggi, program pelatihan baik secara offline maupun online. Agar memiliki kompetensi bekerja yang baik, pilih hard skill yang sesuai minat dan bidang yang dituju. Semakin spesifik berarti semakin ahli dalam bidang tersebut, semakin besar peluang mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang dituju.
Saat ini banyak pendidikan tinggi dengan kurikulum internasional seperti Sampoerna University menaawarkan program kuliah dengan skala pendidikan internasional. Dengan begitu mahasiswa bisa berwawasan dunia yang menunjang karirnya kelak.
Berdasarkan keterangan di atas maka bisa disimpulkan seseorang yang ingin sukses dalam dunia kerja dengan kompetensi global, dia harus mempersiapkan diri memebuhi standar kompetensi bekerja internasional. Cara praktis dan berkualitas dengan memilih pendidikan internasional yang berpengalaman dan telah terbukti lulusan atau alumni bekerja di berbagai perusahaan nasional maupun perusahaan internasional.
13 komentar untuk "Dunia Kerja Dengan Kompetensi Global, Bagaimana Menyikapinya?"
Termasuk urusan pendidikan sih. Kayak di kampus mana kita kuliah. Sudah pake kurikulum internasional apa belum. Dan lain-lain.
Harus punya kompetensi dengan bekal mumpuni buat hadapi persaingan dunia kerja ya.
Silahkan komentar dengan bijak dan sesuai topik bahasan. Terimakasih!